Konten [Tampil]
"Ya Tuhan, berilah terus aku kesembuhan", itulah kalimat yang selalu diucapkan oleh seorang Mira dalam setiap doanya. Siang malam kalimat itu tidak pernah lupa diucapkan olehnya.
Maklum udah lama sekali Mira harus terus berjuang melawat sakit Maag yang akut. Minum obat menjadi rutinitas yang tidak boleh terlewatkan, dan kontrol ke dokter sudah menjadi jadwal tetap dalam setiap bulannya.
Mira bisa dibilang anak yang sangat baik, Ia tidak pernah memberi tahu ibunya tentang keadaan Ia selama ini. Ibunya hanya tahu kalau anaknya, Mira, baik-baik dan sehat saja.
Mira tidak pernah memperlihatkan kalau sakitnya kambuh, Ia selalu menyembunyikan wajah sakitnya di depan ibunya. Bahkan kalau ibunya curiga, ia selalu berkilah dan bilang kalau Ia hanya sakit biasa.
Bahkan, saat Ia harus bolak balik dirawat di rumah sakit, ibunya tidak pernah tahu sekalipun kalau anaknya sering bolak balik ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang serius.
Tidak mau merepotkan dan tidak mau memberi rasa khawatir kepada Ibunya, menjadi alasan kenapa selama ini Ia tidak mau memberitahu tentang keadaannya.
#masa kecil dan sekolah#
Sejak kecil sebelum masuk sekolah dasar, Mira terpaksa harus dibesarkan oleh seorang ibunya, sebab kedua orang tuanya memutuskan untuk berpisah sejak Mira masih kecil. Alasan kedua orang tuanya berpisah sampai sekarang masih misteri.
Sejak sekolah dasar hingga ke sekolah menengah atas, Mira tidak pernah merasakan bagaimana rasanya dipeluk, digenggam tangan, dan dikecup oleh seseorang yang dinamakan sosok seorang ayah.
Namun, disinilah keajaiban Tuhan, di saat ia tidak mendapatkan pelukan, genggaman tangan dan kecupan dari ayah kandungnya, justru muncul dalam kehidupannya sosok kakak angkat, ibu angkat dan seorang ayah angkat yang selalu memberikan perhatian lebih.
#Asmara#
Mira beberapa kali melakukan ta'aruf dengan beberapa laki laki, mulai kenal di medsos, sampai dijodohkan. Namun semuanya harus terhenti dengan berbagai macam alasan. Baginya, siapapun lelaki yang menjadi imamnya nanti, syaratnya hanya dua, lelaki itu cukup menghormati dan menghargai dirinya dan keluarganya dengan segala kekurangannya. Dan syarat yang kedua, orang tua lelaki itu juga sama mesti menghargai dirinya.
Dan sekarang sudah hampir tiga bulan, Mira berkenalan dengan seorang laki laki yang bernama, Alkarim, panggilannya Al. Lagi lagi Ia berkenalan lewat media sosial. Al sekarang sedang bekerja di luar negeri, dengan berprofesi sebagai juru masak alias Chef di salah satu hotel di kota Madinah.
Setelah beberapa kali dalam menjalani ta'arufan selalu terhenti, maka dengan si Al ini, Mira lebih hati hati dalam menjalani hubungannya. Ia tidak terlalu berharap, sekarang Mira lebih bersikap menerima bagaimana waktu saja. Yang pasti untuk hubungan yang sekarang, Ia lebih menyerahkan segalanya kepada ridho Tuhan.
Tidak terasa Mira dan Al telah berkenalan hampir mau masuk ke bulan kedua belas. Selama ini mereka menjalaninya dengan long distance atau LDR an.
Al sedikit banyak sudah mengetahui kondisi Mira yang memiliki kondisi tubuh yang kurang baik. Namun, selama berhubungan dengan Al, kondisi Mira sangat stabil. Jarang terdengar keluhan atau berobat ke dokter.
Ternyata, selama ini, Al mengatur pola hidup dan pola makan seorang Mira. Maklum, Al adalah seorang Chef profesional yang tahu mana makanan yang sehat dan mana makanan yang kurang sehat.
Prinsip Al yang berbunyi "terkadang makanan sehat itu tidak enak dimakan", diterapkan pada kehidupan Mira. Al selalu memberi pemahaman pada Mira, bahwa mana makanan yang boleh Mira makan dan mana yang tidak boleh.
Lambat laun nasehat Al, sedikit demi sedikit mulai didengar dan dilaksanakan oleh Mira. Padahal Mira selama ini cukup sulit mendengarkan nasehat dari orang tuanya. Kalau kata orang Sunda mah, Jelema na ngaliyed.
Al benar benar telah merubah hidup seorang Mira, terutama dalam menjaga kesehatannya. Al seperti dokter pribadinya Mira, yang setiap hari memberi menu makanan yang cocok buat Mira.
Mira mulai sadar bahwa selama setahun terakhir ini, ada sosok Alkarim yang memberi perhatian terhadap kondisinya. Yang mana hampir semua lelaki yang kenal dengannya, tidak seperhatian Alkarim.
Namun, perhatian yang diberikan oleh Al kepadanya sampai sekarang, Mira tidak tahu motif dan niatnya apa. Karena setiap kali Al melakukan komunikasi dengan Mira, tidak pernah terucap kalimat kalimat yang mengarah pada perasaan. Inilah yang membuat Mira jadi bertanya-tanya.
Mira sedikit berhalu kalau Al calon imam yang selama ini Ia tunggu. Al merasa udah masuk syarat pertama untuk menjadi imamnya. Al mengerti, memahami dan menghargai seorang perempuan.
Terlepas seperti apa perasaan Alkarim kepadanya, Mira sangat bersyukur bahwa Al telah hadir sebagai sosok yang memberi harapan baru kalau Mira bisa sehat dan sehat terus. Yang pasti hadirnya Al pada kehidupan Mira sebuah keridhaan Allah.
Terimakasih Chef Alkarim
"Wanita akan kujadikan seperti makanan, dimana rasa di dalamnya akan kujaga dengan hati hati" ~~chef Al~~
Nambah daftar
BalasHapus