1. |
Konflik
pribadi, yaitu konflik yang terjadi di antara orang perorangan karena
masalah-masalah pribadi atau perbedaan pandangan antarpribadi dalam menyikapi
suatu hal. Misalnya individu yang terlibat utang, atau masalah pembagian
warisan dalam keluarga. |
2. |
Konflik
politik, yaitu konflik yang terjadi akibat kepentingan atau tujuan
politis yang berbeda antara seseorang atau kelompok. Seperti perbedaan
pandangan antarpartai politik karena perbedaan ideologi, asas perjuangan, dan
cita-cita politik masing-masing. Misalnya bentrokan antarpartai politik pada
saat kampanye. |
3. |
Konflik
rasial, yaitu konflik yang terjadi di antara kelompok ras yang berbeda
karena adanya kepentingan dan kebudayaan yang saling bertabrakan. Misalnya
konflik orang-orang kulit hitam dengan kulit putih akibat diskriminasi ras
(rasialisme) di Amerika Serikat dan Afrika Selatan. |
4. |
Konflik
antarkelas sosial, yaitu konflik yang muncul karena adanya
perbedaan-perbedaan kepentingan di antara kelas-kelas yang ada di masyarakat.
Misalnya konflik antara buruh dengan pimpinan dalam sebuah perusahaan yang
menuntut kenaikan upah. |
5. |
Konflik
yang bersifat internasional, yaitu konflik yang melibatkan beberapa
kelompok negara (blok) karena perbedaan kepentingan masing-masing. Misalnya
konflik antara negara Irak dan Amerika Serikat yang melibatkan beberapa
negara besar. |
Sementara itu, Ralf Dahrendorf mengatakan bahwa konflik dapat dibedakan atas empat macam, yaitu sebagai berikut.
1. |
Konflik
antara atau yang terjadi dalam peranan sosial, atau biasa disebut dengan
konflik peran. Konflik peran adalah suatu keadaan di mana individu menghadapi
harapan- harapan yang berlawanan dari bermacam-macam peranan yang dimilikinya |
2. |
Konflik
antara kelompok-kelompok sosial |
3. |
Konflik
antara kelompok-kelompok yang terorganisir dan tidak terorganisir |
4. |
Konflik
antara satuan nasional, seperti antarpartai politik, antarnegara, atau
organisasi internasional. |
Sedangkan Lewis A. Coser membedakan konflik atas bentuk dan tempat
terjadinya konflik.
1. |
Konflik
Berdasarkan Bentuk |
|
a. Konflik realistis
adalah konflik yang berasal dari kekecewaan individu atau kelompok atas
tuntutan-tuntutan maupun perkiraan-perkiraan keuntungan yang terjadi dalam
hubungan-hubungan sosial. Misalnya beberapa orang karyawan melakukan aksi
mogok kerja karena tidak sepakat dengan kebijakan yang telah dibuat oleh
perusahaan. b. Konflik nonrealistis
adalah konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan saingan yang
bertentangan, tetapi dari kebutuhan untuk meredakan ketegangan, paling tidak
dari salah satu pihak. Misalnya penggunaan jasa ilmu gaib atau dukun dalam usaha
untuk membalas dendam atas perlakuan yang membuat seseorang turun pangkat
pada suatu perusahaan. |
2. |
Konflik
Berdasarkan Tempat Terjadinya |
|
a. Konflik in-group
adalah konflik yang terjadi dalam kelompok atau masyarakat sendiri. Misalnya
pertentangan karena permasalahan di dalam masyarakat itu sendiri sampai menimbulkan
pertentangan dan permusuhan antaranggota dalam masyarakat itu. b. Konflik out-group
adalah konflik yang terjadi antara suatu kelompok atau masyarakat dengan
suatu kelompok atau masyarakat lain. Misalnya konflik yang terjadi antara masyarakat
desa A dengan masyarakat desa B. |
Ursula Lehr membagi konflik dari sudut pandang psikologi sosial.
Menurutnya, apabila dilihat dari sudut pandang psikologi sosial, maka konflik
itu dapat dibedakan atas konflik dengan orang tua sendiri, konflik dengan
anak-anak sendiri, konflik dengan sanak saudara, konflik dengan orang lain, konflik
dengan suami atau istri, konflik di sekolah, konflik dalam pekerjaan, konflik
dalam agama, dan konflik pribadi.
1. |
Konflik
dengan orang tua sendiri, terjadi akibat situasi hidup bersama antara
anak dan orang tua, di mana antara perbuatan anak dengan keinginan orang tua
terkadang tidak sejalan. Contohnya anak yang tidak mengikuti kehendak ibunya
untuk masuk jurusan Ilmu Alam pada kelas XI ini, dan dia lebih memilih masuk
jurusan Ilmu Sosial, karena bakat dan minatnya menunjukkan ke Ilmu Sosial. |
2. |
Konflik
dengan anak-anak sendiri, terjadi sebagai reaksi atas perilaku anak yang
tidak sejalan dengan keinginan orang tuanya. Pada umumnya orang tua akan
memberikan tanggapan secara berlebihan atas perlawanan yang dilakukan si
anak. Misalnya dengan menghukum dan mengurangi hak-hak si anak. Apabila anak
memberikan reaksi negative terhadap tanggapan tersebut, maka terjadilah
konflik antara orang tua dengan anak. |
3. |
Konflik
dengan sanak keluarga, dapat terjadi dalam seluruh perkembangan
seseorang. Dalam konflik bentuk ini, seseorang akan mengalami konflik dalam
rentang masa sesuai dengan usia dan tingkatan kehidupannya. Misalnya, di
waktu kanak-kanak atau masa remaja, biasanya konflik terjadi dengan keluarga
terdekat, seperti dengan orang tua atau saudara kandung. Begitu menginjak
masa perkawinan dan keluarga, konflik akan meluas dan melibatkan keluarga dari
istri atau suami. |
4. |
Konflik
dengan orang lain, muncul dalam hubungan sosial dengan lingkungan
sekitarnya, seperti tetangga, teman kerja, teman sekolah atau yang lainnya |
5. |
Konflik
dengan suami atau istri, umumnya timbul sebagai akibat adanya kesulitan
yang dihadapi dalam perkawinan atau rumah tangga. Misalnya masalah keuangan,
pembagian tugas mengatur rumah tangga, dan lain sebagainya. |
6. |
Konflik
di sekolah, umumnya terjadi akibat tidak dapat mengikuti pelajaran, tidak
lulus sekolah, konflik yang terjadi karena hubungan yang tidak harmonis
antara guru dengan murid, dan lain sebagainya. |
7. |
Konflik
dalam pekerjaan, timbul karena pekerjaan itu sendiri, seperti membosankan
atau terlalu berat. Atau bisa juga karena terjadi konflik dengan teman
sekerja, pimpinan, dan lain sebagainya. |
8. |
Konflik
dalam agama, umumnya berhubungan dengan perilaku-perilaku, hakikat, dan
tujuan hidup menurut kaidah-kaidah agama. Misalnya perilaku-perilaku yang
tidak sesuai dengan ajaran-ajaran agama seperti memfitnah, berdusta, mencuri,
dan lain-lain. |
9. |
Konflik
pribadi, dapat muncul karena minat yang berlawanan, tidak ada keuletan,
atau tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri. |
|
|
Sumber :
Wrahatnala, BONDET. 2009. Sosiologi 2 : untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar