Sejak bulan Maret 2020 hingga sekarang bulan Januari 2021, virus corona alias Covid-19 masih mewabah bahkan masyarakat yang tertular semakin banyak dan meningkat. Di media disebutkan warga Indonesia yang terjangkit positif Covid-19 sudah hampir mencapai angkat 900 ribu orang, dan diperkirakan angka ini akan terus bertambah.
Pemerintah tidak henti-hentinya selalu mengingatkan warganya
untuk selalu mematuhi protocol kesehatan dengan meminta selalu memakai masker,
mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak. Namun, masih ada sih warga yang terus ngeyel dengan
tidak melaksanakan 3M tadi. Bahkan pemerintah juga melakukan penegakan hukum dengan
terus melakukan razia-razia terhadap masyarakat di tempat-tempat umum yang
tidak patuh terhadap aturan tersebut. Tidak sedikit masyarakat yang harus menerima
sanksi berupa sanksi sosial, maupun sanksi administrasi.
Belum terlihat akan meredanya Covid-19 ini, pemerintah
mengumumkan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat di pulau Jawa dan
Bali. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar penyebaran Covid-19 dapat
dikendalikan. Akibat PPKM ini tatap muka di sekolah yang rencananya akan dibuka
di awal Januari 2021, akhirnya pembelajaran semester genap masih harus
dilaksanakan secara daring alias belajar di rumah. Masyarakat terutama para
siswa yang tadinya bahagia akan melaksanakan tatap muka di awal tahun 2021,
harus menelan pil pahit, karena rencana itu harus dibatalkan.
Namun, ada kabar gembira yang disampaikan oleh pemerintah di
tengah-tengah pesatnya penyebaran Covid-19 ini yakni kegiatan vaksinasi.
Meskipun vaksin ini bukan obat melainkan hanya sebagai upaya pencegahan, tapi paling tidak sedikit mengurangi
ketakutan akan Covid-19.
Tapi lagi-lagi, kebijakan pemerintah tentang vaksinasi ini
tidak semuanya memberikan dukungan. Ada sebagian yang kontra terhadap kebijakan
ini. Mulai dari mempertanyakan keefektifan vaksinnya, sentimen Negara tempat
vaksinnya diproduksi, hingga
mempertanyakan kandungan yang ada didalam vaksin itu yang berujung pada
keraguan akan kehalalannya. Belum lagi ditambah dengan selebaran-selebaran yang
kebenarannya masih dipertanyakan, yang
beredar di media sosial seputar berbahayanya vaksin yang akan digunakan oleh
pemerintah.
Menanggapi isu-isu yang beredar di masyarakat, pemerintah
segera bergerak cepat dengan menjawab tuduhan-tuduhan itu. Melalu Badan
Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dinyatakan bahwa kandungan yang ada di dalam
vaksin sinovac yang akan digunakan di Indonesia, semuanya aman digunakan. Dan
untuk menguatkan pernyatan itu, pemerintah melalui Majlis Ulama Indonesia (MUI)
menyatakan bahwa vaksin sinovac tersebut
aman dan halal.
Untuk meyakinkan bahwa vaksin Sinovac asal Tiongkok itu aman
dan halal, digelarlah acara vaksinasi yang diliput secara langsung di Istana Negara
dengan Presiden RI, Joko Widodo sebagai orang pertama yang divaksin. Diikuti para
pejabat Negara, tokoh agama, tokoh masyarakat hingga influencer , agar
masyarakat tidak takut untuk divaksin.
Lucunya masih ada aja yang julit, misalnya temen saya
sendiri mengatakan bahwa “ah paling vitamin yang disuntikan ke presiden mah”.
Jadi masih ada aja yang belum percaya bahwa vaksin Sinovac itu aman dan halal. Bahkan,
hanya sehari Presiden melakukan vaksinasi, muncul berita di media sosial yang
menyatakan bahwa Presiden Joko Widodo harus diulang vaksinasinya, karena proses
penyuntikkannya tidak memenuhi syarat dan standar yang seharusnya digunakan.
PERCAYALAH SAMA NEGARA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar