Meskipun pemerintah telah mengeluarkan SKB Mendikbud, Menag, Menkes dan Mendagri tentang penyelenggaraan pembelajaran tatap muka pada semester genap tahun ajaran 2020/2021, namun secara bersamaan penyebaran dan penderita covid-19 terus meningkat. Bahkan berita terakhir dimedia disampaikan bahwa virus covid-19 telah bermutasi, sehingga penularanya semakin cepat, meskipun tidak terlalu bahaya dampaknya.
Akhirnya pembelajaran tatap muka di semester genap tahun ajaran 2020/2021 masih belum mendapatkan kepastian. Apakah tetap menggunakan system daring alias online atau secara luring alias offline. Tetapi di SKB tersebut memang sangat jelas bahwa proses perijinan pembelajaran tatap muka diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah daerah.
Kalau boleh jujur, Saya sebagai seorang Pendidik
menginginkan proses pembelajaran di semester genap ini dilaksanakan secara
tatap muka di sekolah. Karena sangat berbeda feel nya saat belajar
langsung di sekolah dengan belajar melalui daring. Ada kepuasan tersendiri saat
mengajar langsung di depan kelas, interaksinya dapet banget, dan rasa emosionalnya
itu yang bikin jadi tantangan.
Mau tatap muka atau masih tetap melalui daring, bagi
Pendidik alias guru harus siap dengan proses pembelajaran model apapun. Ini
sebuah tantangan bagi seorang guru, guru harus menjadi motivator , dan
harus berinovasi dalam mengemas proses pembelajaran kepada anak didiknya,
terlebih jika proses pembelajaran harus tetap dilaksanakan secara daring atau
semi daring alias tatap muka melalui kunjungan rumah.
Tantangan pertama yang harus dilalui oleh seorang guru dalam
menjalani proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) di masa pandemi ini adalah tidak semua siswa
memiliki alat media berupa HP dalam menerima tugas yang diberikan oleh gurunya.
Sehingga hal ini akan berakibat pada tidak tersampaikannya bahan ajar kepada
seluruh siswa.
Tantangan kedua adalah tidak semua guru melek akan
teknologi. Ada beberapa situasi dimana seorang guru gagap menggunakan media HP atau sejenisnya dalam memberikan
bahan materi pembelajaran kepada siswanya.
Tantangan ketiga jika proses PJJ ini dilaksanakan adalah
kurang kreatifnya guru dalam memberikan bahan atau tugas buat muridnya. Masih ada
ditemukan guru yang memberikan tugas hanya memberikan foto dari buku
pelajarannya. Dan juga masih banyak guru yang memberikan tugas dengan hanya
menyuruh mencatat saja.
Tantangan selanjutnya adalah munculnya rasa bosan baik dari
siswanya maupun dari gurunya. Seperti disebutkan sebelumnya bahwa feel belajar
dengan tatap muka langsung dengan tidak, rasanya sangat berbeda. Kalau gurunya
tidak memiliki kemampuan yang cakap maka dikhawatirkan akan memunculkan rasa
bosan dari anak-anaknya. Begitu juga jika anaknya sangat fasif, maka sangat
mungkin gurunya juga akan merasa bosan.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan seorang guru dalam menghadapi proses pembelajaran di masa pandemi covid-19 sekaligus sebagai
solusi atau menjawab tantangan-tantangan tersebut, yaitu seperti :
Petakan Siswa Berdasarkan Kepemilikan Media
Hal pertama yang harus dilakukan oleh seorang guru jika
melaksanakan proses pembelajaran jarak jauh adalah memetakan siswa berdasarkan
kepemilikan dan ketersediaan media komunikasi. Siswa-siswa yang tidak memiliki
media HP maka proses pembelajaran bisa dilakukan secara tatap muka langsung. Di
mana guru bisa langsung mengunjungi siswanya di salah satu rumah yang
ditetapkan untuk tempat belajar.
Lakukan Kunjungan Rumah (Home Visit)
Siswa-siswa yang memilki keterbatasan media HP, dalam proses
pembelajarannya bisa dilakukan secara tatap muka. Caranya lakukan zonasi siswa
berdasarkan tempat tinggal siswa. Seluruh siswa yang tempat tinggalnya
berdekatan berkumpul di salah seorang rumah wali murid, lalu guru yang
bersangkutan datang langsung ke rumah tersebut. Namun tetap pelaksanaannya
dilakukan dengan protocol kesehatan yang ketat.
Guru Harus Mau Berubah dan Kreatif
Guru-guru yang masih gaptek, mau tidak mau harus mau
berubah. Artinya harus mau belajar akan teknologi yang terus berkembang, agar
bisa mengikuti perkembangan yang ada di dunia pendidikan. Selain harus mau
untuk terus belajar akan perkembangan teknologi, guru juga harus kreatif dalam
memberikan tugas kepada anaknya. Tidak harus selalu memberikan tugas yang
sesuai dengan kurikulum dengan harapan pencapaian target standar kompetensi,
tetapi seorang guru harus lebih mengedepankan nilai-nilai sikap seorang siswa. Misalnya,
disuruh mencatat prilaku-prilaku sehari-harinya selama berada di rumah.
Barangkali itu tantangan dan solusi yang bisa saya sampaikan, terlepas apakah kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan daring atau tatap muka. Yang paling penting menurut saya, mau daring ataupun tatap muka, tetap harus mengedepankan protocol kesehatan dengan selalu melaksanakan 3 M, yaitu mencuci tangan dengan sabun, memakai masker dan menjaga jarak.
Kalau dengar cerita dari para guru agak susah menjalankan pembelajaran secara daring, kebanyak lebih banyak yang hanya sekedar mengirimkan video atau tugas saja pak.
BalasHapusya seperti itulah ...
BalasHapus