Berikut beberapa
teori konflik menurut para ahli
1. |
Lewis A. Coser |
|
|
Menurut Coser, konflik yang terjadi di masyarakat dikarenakan adanya
kelompok lapisan bawah yang semakin mempertanyakan legitimasi dari keberadaan
distribusi sumber-sumber langka (Ranjabar, 2013). Coser menilai bahwa konflik
tidak selalu bersifat negatif, namun konflik dapat mempererat dan menjalin
kerukunan dalam suatu kelompok
|
|
2. |
Karl Marx |
|
|
Karl Marx memiliki pandangan tentang konflik sosial sebagai
pertentangan kelas. Masyarakat yang berada dalam konflik dikuasai oleh
kelompok dominan. Adanya pihak yang lebih dominan muncul pihak yang berkuasa
dengan pihak yang dikuasai. Kedua pihak tersebut memiliki kepentingan yang
berbeda atau bertentangan sehingga dapat menimbulkan konflik.
|
|
3. |
Ralf Dahrendorf |
|
|
Pada awalnya, Dahrendorf melihat teori konflik sebagai teori parsial
yang digunakan untuk menganalisis fenomena sosial. Dahrendorf melihat
masyarakat memiliki dua sisi yang berbeda, yaitu konflik dan kerja sama.
Berdasarkan pemikiran tersebut, Dahrendorf menyempurnakan dan menganalisis
dengan fungsionalisme struktural, agar mendapat teori konflik yang lebih
baik.
Dehrendorf
menggunakan teori perjuangan kelas Marxian untuk membangun teori kelas dan
pertentangan kelas dalam masyarakat industri kontemporer. Perjuangan kelas
dalam masyarakat moderen berada pada pengendalian kekuasaan. Dehrendorf
mengkomunikasikan pemikiran fungsional mengenai struktur dan fungsi
masyarakat dengan teori konflik antarkelas sosial. Dehrendorf tidak memandang
masyarakat sebagai sebuah hal yang statis, namun dapat berubah oleh adanya
konflik di masyarakat. |
|
4. |
Polybus |
|
|
Polybus lahir pada tahun 167 SM. Teori
konflik yang dikemukakan oleh Polybus bertolak dari keinginan manusian
membentuk suatu komunitas sehingga teori konflik yang dikemukakan polybus
diformulasikan sebagai berikut: |
|
|
a.
|
Monarki atau sistem pemerintahan dengan
penguasa tunggal adalah kekuasaan terkuat yang merupakan bentuk pertama
komunitas manusia |
|
b.
|
Transisi dari sistem pemerintahan penguasa tunggal yang didasarkan pada kekuasaan atau kekuatan, kingship (negara dalam sebuah kerajaan) kepada kekuasaan yang didasarkan pada keadilan dan wewenang yang sah. |
5. |
Thomas Hobbes |
|
|
Teori konflik yang dikemukakan oleh
Thomas Hobbes adalah bahwa pada dasarnya dorongan utama dari tindakan manusia
diformulasikan sebagai berikut: pada tingkatan pertama manusia dengan
keinginannya terus-menerus dan kegelisahannya akan kekuasaan setelah
berkuasa, artinya rasa ingin berkuasa akan berhenti bilamana sudah masuk
liang kubur. Hal ini terwujud dalam dua hal, seorang raja dan problematikanya
karena keinginan untuk berkuasa adalah sesuatu hal yang tak pernah mengalami
kepuasan |
SUMBER :
https://khangujangthea.wordpress.com/2012/04/03/teori-konflik/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar