Aku biasa dipanggil dengan nama Sakura. Kata orang tuaku, nama ini sengaja diberikan kepadaku sebagai pengingat kalau kedua orang tuaku itu pernah tinggal di Negara Jepang. Kedua orang tuaku pernah tinggal di Negara Bunga Sakura itu selama dua tahun sebagai diplomat.
Sekarang aku duduk di kelas 12 di salah satu sekolah yang ada di Kota Sukabumi. Aku senang tinggal di kota ini, selain udaranya yang sangat sejuk, juga orang-orangnya yang sangat ramah.
Di sekolahku ini, aku tidak banyak memiliki teman. Maklum aku masuk ke sekolah ini sebagai siswa pindahan. Kelas 10 dan kelas 11 nya, aku belajar di Kota Kembang, Bandung. Ada dua orang sahabat yang dekat denganku saat ini, namanya Bintang dan Mahaputra.
Bintang dan Mahaputra inilah dua orang sahabat yang pertama kali membantu aku memperkenalkan lingkungan sekolah kepadaku. Dua-duanya memiliki sifat yang sangat baik, sopan, ramah dan murah senyum. Keduanya juga siswa yang berprestasi dan cukup terkenal di kalangan siswa lain dan guru-guru. Kalau Bintang, siswa yang pernah menjabat ketua OSIS sementara Mahaputra adalah siswa yang pernah mewakili sekolah untuk mengikuti kompetensi sains tingkat provinsi dan meraih juara 1.
Tidak terasa kami bertiga sudah berteman hampir satu tahun lebih. Dan dalam hitungan hari kami bertiga akan berpisah. Rencananya, Aku, Bintang dan Mahaputra akan melanjutkan pendidikan setelah lulus nanti dengan kuliah di perguruan tinggi yang berbeda.
Acara perpisahan pun tiba, dan seluruh siswa termasuk kami bertiga mendapatkan tanda lulus dari sekolah. Ada perasaan bahagia, tapi juga ada perasaan sedih karena kami bertiga dipastikan akan berpisah.
“Sa, rencananya kamu mau kuliah di mana ?”, tanya Bintang kepadaku.
“Insyaallah Aku akan kuliah di tempat kelahiranku, yaitu Kota Bandung.”, jawabku pada Bintang.
“Kamu sendiri mau kuliah dimana, Tang?”, tanya aku pada Bintang.
“Di Jakarta, aku dapet beasiswa di sana”. Jawab Bintang kepadaku dan Mahaputra.
“Kalau kamu, Maha, mau kuliah di mana ?”. tanya Bintang
“Mudah-mudahan aku diterima di kampus yang ada di Surabaya”. Jawab Mahaputra.
Setelah percakapan itu, kami semua saling tatap dan terdiam. Dan aku sesekali mengusap air mata yang tiba-tiba keluar dari mataku. Begitu juga Bintang dan Mahaputra, keduanya pun terlihat seperti tidak kuat menahan rasa sedih.
Acara perpisahan pun selesai sore hari. Langit yang sedikit mendung, seakan tahu kalau kami bertiga itu akan segera berpisah. Gedung perpisahan yang dari pagi hingga siang sangat ramai, namun menjadi sunyi sepi ketika semua siswa dan orang tua pulang meninggalkan acara. Yang tersisa hanyalah suara putaran kipas angin dari sudut kanan-kiri gedung.
--------------///---------------
Sebulan sudah kami lulus dari sekolah. Banyak memori yang tidak mudah untuk dilupakan, terutama keceriaan ketika bersama Bintang dan Mahaputra. Tapi sayang mereka berdua menurut info dari temen-temen sudah berada di tempat kulianya masing-masing. Dan sangat disayangkan lagi saya tidak punya nomor kontak mereka berdua.
Saat aku memikirkan mereka, tiba-tiba pembantuku datang ke kamarku. Ia memberitahu kalau di luar ada orang yang datang dan ingin menemuiku.
“Neng, di luar ada dua orang pemuda yang ingin bertemu Eneng”. Kata pembantuku
“Siapa, Bi ?”, aku balik tanya.
“Katanya sih, temen eneng waktu di sekolah”. Jawab pembantuku
Aku pun segera keluar dari kamar dan bergegas menuju ruang tamu. Dan betapa kagetnya ternyata dua orang yang datang itu adalah Bintang dan Mahaputra.
“Kalian,….?” Aku bertanya kepada mereka seakan aku nggak percaya.
Namun, saat mereka akan menjawab, tiba-tiba ibuku memanggil
“Sakura….Sakura …Sakura, bangun !”
“Astagfirullah,,,,”. Ternyata ini hanyalah sebuah mimpi.
“Kamu mimpi apa, Sa ?” tanya Ibu padaku
“Kayak bermimpi ketemu seseorang”, lanjut ibuku bertanya
“Enggak, Bu”. Singkat aku menjawab
“Ooohhhhh,,,,,ya sudah, ayo bangun ! sama Ibu dan Ayah ditunggu di meja maka”. Kata ibuku.
Sepertinya selera makanku masih kurang nafsu. Aku masih terus mengingat Bintang dan Mahaputra. Rasa ingin tahu bagaimana keadaan mereka berdua sekarang masih terus ada dalam pikiranku.
------------///------------
“Neng, ini ada paket kiriman buat Eneng”. Ucap bibiku
“Dari siapa, Bi ? Tanyaku balik nanya
“Nggak tahu, Neng, nggak ada namanya. Hanya ada nama kota asal kirimannya, Jakarta dan Surabaya”. Jawab Bibiku
Mendengar dua nama kota yang disebutkan bibi, membuat aku jadi penasaran untuk segera melihat dan membuka paket kirimannya. Kedua paket kiriman itu benar-benar membuat aku penasaran, karena sama sekali tidak ada nama pengirimnya.
Kedua paket itupun aku buka, dan mau tahu apa isinya ? Entah kebetulan atau enggak, kedua paket itu sama-sama berisi buku novel. Rasa penasaranku semakin besar, siapa sih pengirim buku novel ini ?. Aku bolak-balik bungkus kedua paket itu, dengan harapan ada nama pengirimnya. Tapi ternyata memang tidak ada nama pengirimnya.
Hanya Ilustrasi |
Hanya Ilustrasi |
Daripada aku terus mencari siapa pengirim dari kedua buku novel ini, lebih baik aku lihat saja kedua buku novel ini. Buku novel pertama yang aku lihat adalah paket kiriman dari Jakarta, buku novel itu berjudul “SAHABAT JUGA PUNYA CINTA”. Setelah kubuka cover depan buku novel itu, rasa penasaranku terjawab sudah. Ternyata buku novel ini dikirim oleh Bintang. Nama Bintang tertulis dalam sebuah surat yang diselipkan di buku novel itu.
Belum sempat aku baca isi surat itu, aku lebih memilih untuk segera membuka cover yang satunya lagi. Hatiku mengatakan kalau buku novel yang satu lagi adalah kiriman dari Mahaputra. Tebakanku tepat, kalau buku novel yang kedua yang berjudul “PILIH SAHABAT ATAU CINTA” itu, ternyata benar kiriman dari Mahaputra. Mahaputra pun sama seperti Bintang, menempelkan selembar kertas yang dibawahnya tertulis nama Mahaputra.
Saat kubaca kedua surat itu, aku jadi lemas, terdiam, dan meneteskan air mata. Kata-kata dalam kedua surat itu benar-benar membuatku berada dalam situasi yang sulit.
Aku berharap jawaban yang akan aku sampaikan kepada Bintang dan Mahaputra nanti, membuat mereka bisa memahami.
Bersambung ...
Aku suka suratnya. Bagus diksinya pak hihihi aku jadi penasaran Sakura pilih siapa. Ini nanti ada lanjutannya nggak pak?
BalasHapusMasyaa Allah Pak Guru pinter banget nulis cerita.. Ealah cerita bersambung pula. Btw, ini bukan pengalaman anak-anak yang curhat ke gurunya kan pak? Wkwk
BalasHapusSakura, jangan pilih keduanya yaa.. Pilih terusin kuliah dan fokus belajar. Jangannpacaran pokoknya mah! #wkwk
Lanjut Pak... Lanjut... Aduh, jadi ikut galau nih...
BalasHapusBegitu menyentuh. Mau pilih yang mana ya . Hrmm, btw, apakah ini kumpulan antologi yang pak Hamdan tulis ?
BalasHapusDuuh bkin penasaran, pake bersambung sgala..
BalasHapusCocok nih pak jdi novelis..
Sahabat dan cinta,sebuah pilihan berat saat harus melibatkan perasaan. Tapi bagaimanapun juga rasa tak pernah membohongi diri. Sakuran, cinta atau sahabatkan yang akan kau pilih?
BalasHapusWah pak. Pilihan berat ini. Penasaran lanjutannyaaaa
BalasHapusWah bakat nulis fiksi nih pak hamdan keren uey. Sapai dibikin ilustrasinya mantul...lanjutkan pak. Bisa ajdi novel nih
BalasHapusah bapak, bikin keinget masalalu wkwkwkwk. sahabat atau cinta pilih sahabat aku pak, cari aman, hahaha
BalasHapusDuh, kenapa bersambung sih? Jadi penasaran kan... Ditunggu kelanjutannya ya Pak... Btw, ini bukan based on true story kan?
BalasHapus