Perubahan pembelajaran di masa pandemic covid-19, dari belajar tatap muka menjadi belajar daring atau online, memaksa orang tua harus berperan aktif dan terlibat langsung agar keberlangsungan proses pembelajaran anak tidak terhambat. Tidak ada kata berhenti atau menunda belajar, hanya karena ada pandemic covid-19.
Peralihan peran dari guru kepada orang tua pada pembelajaran online tentu tidak bisa dihindarkan. Orang tua mesti siap menerima perubahan peran tersebut, terlebih orang tua harus menjadi solusi terhadap permasalahan yang timbul dari pembelajaran online ini.
Peranan orang tua dalam pembelajaran online pada Anak sebagai pengganti peran guru sangat diharapkan dan fundamental. Keberhasilan pembelajaran online pada anak akan tergantung kepada keaktifan dan keterlibatan orang tua dalam pelaksanaannya. Namun, kesiapan orang tua itu sendiri menjadi faktor utama keberhasilan pembelajaran online pada Anak
Setidaknya ada 4 (empat) peranan orang tua sebagai solusi terhadap permasalahan dalam pembelajaran online pada anak, keempat peranan orang tua itu adalah (1) Peran sebagai guru pengganti, (2) Peran sebagai Fasilitator, (3) Peran sebagai motivator, dan (4) Peran sebagai pengarah atau director.
1. Peran Sebagai Guru Pengganti
Secara fundamental keluargalah sebenarnya sebagai madrasatul ula atau sekolah pertama bagi anak-anaknya. Orang tua memiliki peran yang sangat mendasar dalam memaksimalkan semua potensi anak. Menurut Ki Hadjar Dewantara, Keluarga adalah lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Dengan demikian, peran keluarga (orang tua) dalam hal pendidikan bagi anak, tidak dapat tergantikan sekalipun anak telah dididik di lembaga pendidikan formal maupun nonformal.
Oleh karena itu, ada tidaknya pandemic covid-19, sebenarnya orang tua memang sudah menjadi guru pertama bagi anak-anaknya. Maka saat terjadi perubahan peralihan peran pendidik dari guru kepada orang tua, sejatinya orang tua tidak harus takut dan khawatir, karena memang peran orang tua sebagai pendidik sudah menempel pada kewajibannya.
Mengoptimalkan peran orang tualah yang sekarang perlu dilakukan, agar peran orang tua sebagai guru pengganti di saat pembelajaran online anak berlangsung bisa lebih maksimal, terarah dan efektif.
2. Peran Sebagai Fasilitator
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia fasilitator adalah orang yang menyediakan fasilitas alias penyedia. Biasanya guru yang menjadi fasilitator di sekolah, akibat adanya pandemic covid-19, peran fasilitator terserah diserahkan kepada orang tua.
Layaknya guru di sekolah, peran orang tua sebagai penyedia atau fasilitator di rumah juga relative sama. Guru yang biasa menyediakan bahan sarana dan prasarana atau media pembelajaran bagi anak, dengan diberikannya peran fasilitator kepada orang tua, maka orang tualah yang harus menyediakan media pembelajaran bagi anaknya di rumah. Dengan tersedianya bahan dan media pembelajaran di rumah akan sangat mendukung keberhasilan anak belajar secara online.
3. Peran Sebagai Motivator
Peran ketiga dari orang tua yang harus dilakukan dalam mengatasi masalah pembelajaran online bagi Anak adalah berperan sebagai motivator. Psikologis anak saat belajar di sekolah dengan belajar di rumah (online) tentu sangat berbeda. Semangat dan dorongan anak untuk belajar di sekolah pasti sangat tinggi, berbeda ketika anak harus belajar sendiri di rumah.
Semangat belajar di sekolah tinggi karena di sekolah bisa belajar bersama-sama dengan teman-temannya. Selain itu, mengenakan pakaian seragam sekolah juga menjadi faktor yang mampu memberi semangat anak untuk belajar. Sementara di rumah, anak-anak terpaksa harus belajar sendiri tanpa kehadiran teman-temannya dan tanpa mengenakan seragam sekolah. Di sinilah peran orang tua sebagai motivator bagi anaknya benar-benar sangat dibutuhkan. Orang tua harus selalu memberikan semangat belajar bagi anak-anaknya, sediakan waktu untuk mendampingi anaknya agar psikologis anaknya untuk belajar tetap terjaga.
4. Peran Sebagai Pengarah atau Director
Sama halnya dengan guru, orang tua juga memiliki peran untuk mengarahkan anaknya agar sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki si anak. Orang tua harus sadar dan paham bahwa setiap anak memiliki kecerdasan dan bakat yang berbeda-beda, orang tua hanya perlu mengarahkan saja.
Berperan sebagai pengarah, orang tua harus selalu memantau anaknya saat melaksanakan belajar online di rumah. Tujuannya tentu saja agar proses belajar anak di rumah sesuai dengan aturan dan cara yang benar. Mulai dari terjaganya semangat anak, hingga semua fasilitas serta media pembelajaran tersedia dengan optimal.
Adanya kesiapan orang tua untuk menjalankan pembelajaran secara online bagi anaknya dan mau terlibat secara aktif dalam pendampingan anaknya, maka dapat dipastikan keempat peran orang tua dalam pembelajaran online Anak tersebut dapat dilaksanakan secara efektif. Dan masalah serta dampak negative yang ditimbulkan dari belajar online ini dapat teratasi.
Baca Juga : 6 Upaya Mengatasi Perilaku Phubbing Siswa di Sekolah
Agar peran-peran orang tua tersebut dapat dijalankan tanpa ada kesulitan, maka ada beberapa upaya yang bisa dilakukan orang tua, yaitu sebagai berikut :
1. Bangun Komunikasi dengan Guru
Hal pertama yang wajib dilakukan oleh orang tua agar memudahkan dalam menjalankan perannya pada saat belajar online di rumah adalah membangun komunikasi positif dengan guru. Dengan adanya komunikasi antara orang tua dan guru diharapkan perkembangan anak selama belajar online dapat terpantau secara baik.
Selain itu, melalui komunikasi yang positif, orang tua jadi lebih tahu apa yang mesti dilakukan selama mendampingi anaknya belajar di rumah. Orang tua bisa menanyakan langsung kepada gurunya apabila ada kendala-kendala dalam pembelajaran online. Jangan sampai gara-gara tidak adanya komunikasi yang baik antara orang tua dan guru, terjadi “malpraktek”, yang akhirnya anak yang menjadi korban. Karena bagaimanapun juga banyak orang tua yang tiba-tiba menjadi “guru pengganti” bagi anaknya, sehingga komunikasi ini mutlak perlu dilakukan.
Adapun media yang bisa dijadikan alat untuk membangun komunikasi dengan guru, orang tua bisa menggunakan media whatsapp (WA), pesan singkat (SMS), video call (VC), pesan suara (VN) atau berkomunikasi langsung lewat telepon. Namun, bagi orang tua yang terkendala dengan alat media, komunikasi bisa dilakukan secara langsung dengan mendatangi gurunya.
2. Orang Tua Harus Mau Belajar Teknologi
Hampir sebagian besar pelaksanaan belajar online ini harus menggunakan media handphone, sementara untuk anak-anak Usia Dini (AUD) relatif belum bisa mengoperasikan media tersebut, maka peran orang tualah yang harus menerima tugas guru yang disampaikan lewat pesan wa atau pesan biasa.
Namun, situasi akan sulit apabila orang tuanya justru belum bisa mengoperasikan sebuah gadget atau gaptek. Oleh karena itu, orang tua harus mau belajar mengoperasikan gadget agar pesan yang disampaikan guru untuk anaknya bisa dipahami dengan benar.
3. Luangkan Waktu untuk Mendampingi Anaknya Belajar Online
Meluangkan waktu untuk mendampingi anaknya belajar online, akan lebih mengoptimalkan peran orang tua dalam mengatasi masalah pembelajaran online pada anak. Peran guru pengganti, peran motivator dan peran sebagai director akan sulit diwujudkan apabila waktu untuk mendampingi anaknya belajar online sama sekali tidak ada.
Bagaimanapun juga kesiapan dan keikhlasan orang tua untuk menyediakan waktu luang buat anaknya belajar online, sangat dibutuhkan, karena akan memudahkan proses belajar online anak di rumah. Apalagi anak-anak usia dini sangat sulit jika belajarnya tidak didampingi langsung oleh orang tuanya.
4. Orang Tua Harus Sabar
Tidak mudah menjadi guru pengganti anak di rumah, perlu pengetahuan yang baik tentang cara mendidik. Perubahan peranan orang tua menjadi guru di rumah saat pandemi, membuat orang tua tidak semuanya siap. Tidak sedikit orang tua kelimpungan dan kewalahan saat mendampingi anaknya belajar online. Bahkan, banyak orang tua yang stres karena tidak mampu mendampingi anaknya belajar online di rumah.
Sikap yang harus dimunculkan orang tua saat berada pada situasi tersebut adalah sikap sabar. Hanya dengan sikap sabar inilah peran orang tua sebagai pengganti guru di rumah bisa berjalan secara maksimal dan efektif.
5. Bangun Suasana yang Menyenangkan dan Berikan Reward
Membangun suasana yang menyenangkan di rumah saat belajar online, akan membuat peran orang tua menjadi lebih mudah. Mengikuti mood anaknya saat mau belajar, bisa menjadi salah satu alternative membangun suasana yang menyenangkan saat belajar di rumah. Atau orang tua bisa juga memberikan reward bagi anaknya yang telah selesai mengerjakan tugasnya.
Baca Juga : Childfree : Hilangnya Fungsi Keluarga
nice artikel pak Guru! orang tua daring wajib baca nih..
BalasHapusSelalu saja ada hal baru yang saya serap dari artikel di blog ini. Keren Pak Guru... Semoga jadi ladang amal ibadah...
BalasHapusJadi guru pengganti itu ga mudah ya pak Hamdan. Padahal sejatinya orang tua adalah guru ang utama bagi anak-anak,tapi selama ini sudah kadung meng-outsourching-kan guru jadinya kaget saat pembelajaran daring.
BalasHapusaku begini, nyesel banget dulu ga jadi guru aja.
plus minusnya banyak ya pak. dan sangat menjadi perhatian banget belajar secara daring. karena semua pihak harus terlibat didalmnya
BalasHapusSebagai orangtua mau belajar online ataupun offline, tetap harus update terus. Banyak manfaat yang akan didapat ketika orangtua bisa dekat dengan anak-anak, gurunya, duduk bersama ketika anak belajar dan tentunya sabar. Ditambah lagi jadi harus melek tehnologi demi kelancaran si buah hati.
BalasHapussalut untuk orangtua masa kini
"Sabar" Iniasih jadi PR buat saya saat menemani anak online pak tapi memang bener banget wajib meluangkan waktu untuk menemani
BalasHapusBelajar online ini banyak banget org tua yg kurang sabar ya.. Aku sendiri sering dapet curhatan tentang anak"nya yg lg belajar online.. Salut deh sama guru" yg sabar dlm mendidik anak :D
BalasHapusNah, setuju Pak, membangun komunikasi dengan guru adalah hal penting yang pelru dilakukan ornag tua untuk bisa membantu anak mencapai kompetensi yang harus dicapai.
BalasHapusbelajar online itu kaya kesempatan berkontemplasi bahwa menjadi guru itu tidak mudah, huhuhu
BalasHapusSepakat pak Hamdan.bahwa saat ini pembelajaran online sangat membutuhkan pera ortu. Nah, sayangnya kesiapan ortu dalam menjalanu peran ini snagat minim.
BalasHapusDan ini berdampak oada suasana belajar serta lroses belajar yg semakin tidak kondusif.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa di sekitar kita masih banyak yg gagap teknologi. Karena proses digitalisasi yg super cepat ini tampaknya tidak seimbang sosilaisasinya di kalangan masyarakat
Sesungguhnya PR bgt peran ortu saat belajar daring ini, terutama kalau d rumah ada bayi atau si ortu sendiri WFH bahkan ada yg harus WFO sementara mereka perantau. Pandemi memang tantangan berat bgt.
BalasHapusTapi positifnya akupun suka liat vibes para ortu mulai terlibat dalam pengasuhan anak dan mulai aware sama pendidikan anak. Semoga tetap bertahan meski pandemi usai ;)