Panyindangan adalah sebuah kampung tempat kelahiranku. Kampung ini masuk wilayah Desa Selajambe Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi Propinsi Jawa Barat. Sebuah kampung yang masih asri dengan ciri khas pedesaannya, dimana daranya masih sangat segar, orang-orangnya masih sangat guyub, dan tentu saja interaksi antar masyarakatnya masih sangat kental dan akrab.
Lahir dan besar di kampung ini, sudah pasti saya mempunyai banyak kenangan yang sulit untuk dilupakan. Mulai dari kenangan bersama keluarga, bersama teman-teman, hingga masih terngiangnya cara saya dan teman-teman bermain permainan tradisional.
Bukan hanya saya pastinya, kalian juga pasti punya cerita masa dulu yang berkesan sehingga sulit untuk dilupakan. Mau tahu bagaimana masa kecil saya di Kampung Panyindangan dan permainan tradisional seperti apakah yang sering saya dan teman-teman lakukan ? Simak ceritanya berikut ini.
Asal Muasal Nama Panyindangan
Menurut ayah saya, kata Panyindangan berasal dari kata “Pasindangan” artinya tempat sindang atau tempat singgah orang-orang yang lewat. Katanya dulu kampung kelahiran saya ini selalu dilewati oleh para pedagang yang akan membawa daganganya ke kota. Sebelum mereka menuju dan sampai di kota, para pedagang kerap beristirahat untuk sekedar melepas lelah, maklum para pedagang ini kebanyakannya berjalan kaki.
Alasan kenapa mereka suka singgah di kampung Panyindangan ini, konon katanya ada seorang tokoh yang bernama Haji Siroj, yang suka sekali memberikan makanan kepada orang-orang yang lewat dan ikut istirahat. Sehingga Haji Siroj ini terkenal akan kedermawanannya hingga sekarang. Dan saya merasa bersyukur karena saya adalah generasi kelima dari keturunannya.
Mainan Saya di Kampung Panyindangan
Anak-anak sekarang kebanyakan bermainnya dengan jenis permainan berbasis teknologi. Misalnya bermain HP, bermain game online, kalaupun ada bermain sepak bola, itupun kebanyakan bermain di tempat yang jauh dari kotor-kotoran.
Berbeda dengan saya, yang lebih banyak bermain dengan jenis permainan tradisional. Berikut beberapa jenis permainan yang saya mainkan bersama teman-teman di masa kecil
a. Bebentengan
Saya menyebutnya permainan bebentengan, kalau di tempat lainnya mungkin namanya bentengan. Permainan ini dimainkan secara berkelompok dengan jumlah yang sama setiap kelompoknya. Biasanya dimainkan di lapangan berbentuk persegi. Cukup sederhana cara bermainnya, musuh yang maju kemudian kita kejar sampai bisa tersentuh bagian tubuhnya. Jika tersentuh maka lawan yang tersentuh harus ditawan. Pemenangnya adalah kelompok yang pemainnya semua tertawan.
b. Galasin
Nama lain dari galasin adalah grobak sodor. Permainan ini sering saya lakukan bersama teman-teman di sore hari. Hampir sama dengan bebentengan, permainan ini juga harus dimainkan di lapangan yang berbentuk persegi Panjang. Biasanya dimainkan secara berkelompok dan setiap kelompok terdiri dari 5 orang. 4 orang bertindak sebagai penjaga palang, dan 1 orang sebagai grobak sodor.
Kelompok yang bermain harus bisa melewati setiap palang yang dijaga oleh musuh, semua pemain harus mampu melewati semua palang tanpa tersentuh, sampai balik lagi ke tempat asal. Jika ada salah satu yang tersentuh, maka dinyatakan kalah dan harus diganti lawan. Pemenangnya ditentukan oleh semua pemain bisa Kembali tanpa tersentuh.
c. Susumputan
Susumputan itu artinya bersembunyi. Permainan ini juga harus dilakukan secara banyakan. 1 orang yang bertindak sebagai pencari dan yang lainnya bersembunyi. Yang pencari ditentukan dengan cara disuit, yang kalah harus mencari temen yang bersembunyi.
Mudah banget cara mainnya, yang bertugas pencari harus menutup mata sambil berdiri membelakangi, dengan menghitung angka 1-10. Dan semua temennya harus segera bersembunyi di tempat yang sudah ditentukan batasnya. Orang yang pertama ditemukan, maka dia yang akan menjadi pencari berikutnya.
d. Sondah
Sondah ini mungkin lebih banyak dimainkan oleh perempuan. Meskipun begitu, permainan ini sering kali saya ikuti. Permainan ini disebut juga permainan Tapak Bumi. Alat yang digunakan biasanya potongan kayu atau genting.
e. Oray-orayan
Permainan selanjutnya yang sering saya mainkan waktu kecil adalah permainan oray-orayan. Disebut oray-orayan karena permainan ini mirip gerakan ular. Permainan ini dijalankan secara berkelompok, sambil nyanyi “oray-orayan, luar leor mapay sawah …”, setelah selesai bernyanyi, orang yang paling belakang akan ditangkap oleh dua orang yang bertindak sebagai penangkap, kemudian ditanya mau ikut siapa.
Setelah semua pemain ditangkap, lalu semua pengikut dari masing-masing penjaga saling tarik-menarik, kelompok yang tertarik nantinya dinyatakan kalah.
f. Mobil-mobilan
Mobil-mobilan ini adalah bermain dengan mobil tiruan. Biasanya saya membuat mobil-mobilannya dari bambu atau dari kayu. Untuk rodanya kami buat dari kulit sendal bekas, atau juga dari kayu yang dibuat menyerupai roda.
Bermain mobil-mobilan paling seru dimainkan diwaktu hujan, dengan berlari dijalan becek kami biasanya secara bergerombol menelusuri gang-gang kampung dengan mendorong mobil-mobilan yang kita buat.
g. Bermain Ban Karet
Bukan hanya bermain mobil-mobilan yang asik dimainkan di waktu hujan, bermain ban karet pun paling seru dimainkan di waktu hujan. Ujung dari ban kita potong, lalu dengan menggunakan pengait dari kawat, kita dorong ban tadi sambil berlari. Bahagianya ketika melewati jalan-jalan yang becek.
h. Bermain Bola di Tempat Becek
Permainan yang terakhir inilah yang paling saya suka. Bermain bola di lapangan tanah dengan diguyur hujan, sambil telanjang dada dan hanya memakai kolor saja, rasanya luar biasa Bahagia. Gawangnya hanya cukup menggunakan potongan bambu yang ditancapkan, untuk menentukan tendangan yang jauh di atas gawang, golnya ditentukan dengan feeling saja.
Pokoknya seru banget masa kecil saya, tidak pernah mengenal yang namanya game online. Kedekatan Bersama teman-teman begitu dekat dan akrab. Terima kasih Allah telah melahirkan di Kampung tercinta Panyindangan, sebuah kampung yang memberikan cerita buat saya yang akan selalu menjadi kenangan terindah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar