Apakah sahabat sosiologi sebelumnya pernah mendengar istilah strict parents? Ya istilah ini sekarang banyak diperbincangkan dan jadi bahan diskusi di dunia parenting. Menjadi perhatian khusus karena kondisi strict parents memiliki dampak yang buruk yang dapat mempengaruhi perkembangan anak.
Strict parents erat hubungannya dengan pola asuh yang diterapkan orang tua dalam mendidik anaknya. Pola asuh yang diterapkan cendrung tegas dan ketat. Sekilas terlihat pola ini menghasilkan anak-anak yang patuh dan disiplin. Tapi, sebenarnya ada konsekuensi negatif yang bakal ditanggung anak ke depan.
Pengertian Strict Parents
Dikutip dari Kompas.com, Strict parents adalah orang tua yang menerapkan pola asuh yang ketat, banyak aturan dan pembatasan, serta cenderung kaku ketika menghadapi anak-anaknya.
Tipe orangtua seperti ini biasanya mematok target dan harapan yang tinggi untuk buah hatinya. Apabila anak gagal atau tidak mencapai harapan orangtua tersebut, anak tak jarang dihukum atau menerima konsekuensi yang tidak menyenangkan.
Tanda-tanda Strict Parents
Meski relatif, berikut tanda-tanda sahabat sosiologi dikategorikan sebagai strict parents :
- Sahabat sosiologi jarang bersenang-senang atau mengerjakan aktivitas yang menyenangkan bareng keluarga di rumah.
- Sahabat sosiologi menerapkan aturan tertentu tanpa mempertimbangkan masukan atau perasaan anak. Sama sekali tidak ada ruang untuk diskusi.
- Jika anak tidak menuruti suatu aturan, Sahabat sosiologi menghukum anak, mendiamkan anak, atau tidak menunjukkan kasih sayang kepada anak dalam waktu lama
- Sahabat sosiologi susah menoleransi setiap kesalahan yang dibuat anak. Hal ini bisa tercermin dari masalah sepele. Misalkan, anak melewatkan satu panggilan telepon dan sahabat sosiologi menghukum dengan mengambil telepon anak untuk waktu lama
- Sahabat sosiologi tidak pernah tertawa bareng anak-anak atau tidak pernah membuat lelucon di depan anak-anak, begitu juga sebaliknya
- Anak rasanya tidak nyaman dan selalu serius ketika di hadapan sahabat sosiologi, padahal mereka bisa tertawa dan santai saja saat berbincang dengan temannya
- Sahabat sosiologi susah menerima perbedaan nilai dan pendapat. Misalkan, sahabat sosiologi tidak suka mewarnai rambut dan tiba-tiba anak pulang dengan rambut diwarnai, maka anak akan dihukum atau mendapatkan teguran keras
- Ketika anak sudah beranjak remaja, sahabat sosiologi tidak mengizinkan anak menggunakan pakaian pilihannya. Atau, memberikan komentar negatif pada preferensi atau selera pribadinya
- Sahabat sosiologi hanya sesekali memberikan izin pada anak yang sudah beranjak remaja untuk keluar rumah, padahal anak lain boleh keluar rumah seminggu sekali
- Anak sampai berbohong apabila takut melanggar aturan atau tindakannya tidak disetujui orangtua
- Anak tidak pernah berbicara dari hati ke hati dengan orangtua, obrolan di rumah hanya percakapan formal seputar kehidupan sekolah, tidak pernah ada obrolan seputar kehidupan pribadi atau sosial anak
- Anak lebih senang beraktivitas di luar rumah dan mencari cara termasuk berbohong agar bisa terus berada di luar rumah
- Anak menarik diri dan sebisa mungkin menjaga jarak dari orangtua
Dampak Buruk Strict Parents pada Anak
Berharap ingin disegani dan dihargai, orangtua strict parents biasanya hanya akan ditakuti anak-anaknya. Dalam jangka panjang, pola asuh ini akan merusak kesehatan mental anak.
Berikut beberapa dampak strict parents yang perlu diwaspadai para orangtua:
- Anak tumbuh jadi pribadi yang susah disiplin
- Anak tidak bertanggung jawab dan semaunya sendiri
- Meningkatkan risiko anak terkena depresi
- Anak jadi susah mengontrol rasa marah, mereka gampang tantrum dan emosinya meledak-ledak karena tidak terbiasa diajari mengelola perasaan
- Anak tumbuh jadi pribadi pemberontak
- Anak sering berbohong, sampai jadi punya kebiasaan berbohong
- Merusak relasi anak dan orangtua
Nah, itulah beberapa dampak buruk yang bakal terjadi pada diri anak, jika orang tua menggunakan pola asuh strict parents. Bagi para orang tua, harus berpikir dua untuk menerapkan pola semacam ini.
Penting banget untuk menyadari pola ini. Supaya kita bisa mengatasinya dengan baik
BalasHapusWah ternyata dampaknya sangat buruk baik bagi orang tua maupun bagi anak itu sendiri.
BalasHapusMemang kadang orang tua terlalu menekan anak untuk memenuhi tuntutannya, padahal kan si anak sendiri terkadang punya jalan lain untuk belajar atau sekedar bersantai menikmati hidupnya.
Wahh betul sekali
Hapus