"Tuhan bantu aku, untuk melupakan nama dan kenangannya dari ingatanku sekarang juga", begitu kata Kanaya.
Itulah kalimat yang sering diucapkan dari hati dan mulutnya, semenjak Ia harus berpisah dengan laki-laki yang dicintainya.
Begitu terpukulnya, Kanaya terpaksa harus meninggalkan pekerjaannya. Hal itu harus Ia lakukan agar tak lagi bertemu dengan sosok laki-laki yang memberikan kenyaman selama hampir lima tahun lebih.
Bagi Kanaya, seperti tak ada jalan lain selain menghapus semua jejak tentangnya, hanya dengan pergi dari kehidupannya, membuang segala bentuk pemberiannya, melupakan semua kenangan bersamanya, agar mampu menata kembali kehidupan barunya.
Membangun cerita dengan segala suka dukanya selama lima tahun, bukan perkara mudah bagi Kanaya untuk melupakannya. Semua rencana yang telah disusun bersama, harus pudar saat laki-laki asal Bali itu, memutuskan untuk tetap berbakti pada ibunya bersama iman yang dipegangnya.
Tadinya rencana Yudha yang akan memberikan kejutan bagi Kanaya dan keluarganya, dengan mengucapkan "syahadah" tepat dihari tunangan kami berdua, benar-benar membuatku terharu. Namun, skenario Tuhan lain ceritanya. Justru rencana dihari bahagia itu, berubah menjadi situasi yang tidak diinginkan. Secara tiba-tiba, Yudha memutuskan untuk tetap berbakti dan mendengarkan nasehat ibunya serta lebih memilih kepercayaannya dan tidak melanjutkan hubungannya bersama Kanaya.
Dihari yang tadinya ada rencana tunangan itu, Kanaya menerima pesan dari Yudha, yang dikirimkan lewat whatsapp.
"Untuk perempuan yang sangat Aku cintai. Saat membaca pesan ini, aku tahu bagaimana perasaanmu. Aku hanya mau minta maaf, meski kutahu permintaan maaf ini tidak mudah kamu ucapkan. Aku tidak akan menyalahkan rasa cinta ini, yang aku salahkan adalah diriku sendiri yang terlalu yakin akan memberikan kebahagiaan untukmu. Syahadah yang tadinya akan menjadi kado terindah pada saat tunangan, telah berubah menjadi kesedihan yang tidak mudah untuk dilupakan. Sekali lagi aku mohon maaf, karena lebih memilih Tuhanku dan lebih memilih berbakti pada ibuku. Terakhir aku hanya bisa mendoakan, semoga kamu segera bisa melupakan aku dan kenangan kita, dan menemukan orang lain yang seiman serta mengucapkan syahadah nya tepat dihari pernikahanmu, bukan syahadah sebagai syarat untuk menikahimu".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar