Salah satu tahapan yang wajib dilalui oleh anak kelas 12 SMA atau MA, selain ujian tulis adalah kegiatan Ujian Praktek. Dan kemarin tepatnya pada tanggal 7 Maret 2023, Madrasah atau sekolah, tempat di mana saya mengajar melaksanakan kegiatan Ujian Praktek.
Tahun ini Ujian Praktek masih menggunakan sistem yang sama seperti tahun sebelumnya yaitu dengan sistem tematik, maksudnya satu kegiatan praktek tetapi di dalamnya terdapat beberapa penilaian dari beberapa mata pelajaran. Dan sesuai kesepakatan, tahun ini juga masih mengambil tema yang sama yaitu tema Pernikahan.
Dalam tulisan ini saya tidak akan menyampaikan bagaimana jalannya ujian praktek tersebut, begitu pun seperti apa teknik penilaiannya. Namun, ada sisi lain yang menurut saya, bukan hanya nilai akademisi saja yang perlu diperhatikan, tetapi ada nilai karakter yang layak juga untuk diapresiasi dari proses Ujian Praktek tersebut, yang kemudian bisa dijadikan sebagai pelajaran hidup di masa yang akan datang.
Saya mencatat ada tiga hal atau pelajaran penting yang layak dan patut diapresiasi dari kerja keras dan kerja tuntas anak-anak peserta ujian. Ketiga pelajaran tersebut adalah :
Mampu Bekerja secara Team (Teamwork)
Agar lebih memudahkan dalam proses kegiatan dan penilaian, ujian praktek tahun ini anak-anak peserta ujian dibagi ke dalam 3 (tiga) kelompok. Lalu setiap kelompok dibimbing oleh para mentor atau para guru.
Tugas para mentor hanya membimbing dan mengarahkan para siswanya agar melaksanakan ujian prakteknya sesuai dengan juknis. Mulai dari pra, pelaksanaan hingga pasca ujian praktek. Para mentor tidak membatasi gagasan maupun ide kreatif dari pada peserta ujian, selama itu baik dan sesuai nilai kepatutan maka boleh dilakukan.
Di sinilah anak-anak diuji bagaimana menyamakan visi dan misi agar kegiatannya berjalan dengan baik. Tentu setiap anak punya ide dan gagasan yang berbeda antara anak yang satu dengan anak yang lainnya.
Jika para peserta dalam satu kelompok benar-benar bekerja secar team, maka dapat dipastikan hasilnya akan maksimal. Tetapi sebaliknya jika dalam satu kelompok bekerja sendiri-sendiri, jangan harap akan menghasilkan sesuatu yang maksimal. Dan anak-anak peserta ujian praktek sudah bisa melewati semua tantangan itu.
Mereka bukan hanya pantas dapat nilai bagus, tapi mereka pun layak mendapatkan apresiasi yang tinggi dari kami para guru. Karena sikap egoisme dalam diri mereka mampu dikalahkan oleh rasa kebersamaan lewat kerja team (teamwork) yang solid.
Problem Solving
Dalam sebuah kelompok yang namanya permasalahan tentu sudah pasti ada. Begitupun saat para peserta ujian menemukan berbagai masalah menjelang pelaksanaan ujian. Namun, lagi-lagi para peserta ujian diuji bagaimana keluar dari masalah tersebut dengan mencari solusinya.
Permasalahan dimulai dari penentuan petugas, kurang disiplin saat latihan, penyediaan akomodasi, sampai kepada biaya yang kurang. Tapi, dengan keyakinan yang kuat dan kelompok yang solid, semua permasalahan tadi dapat teratasi.
Di sini anak anak belajar bagaimana mengidentifikasi masalah, kemudian merefleksi masalah tersebut hingga pada akhirnya dapat ditemukan solusi yang pas dan tepat untuk permasalahan tersebut atau lebih dikenal dengan Problem Solving.
Terlihat Banyak Potensi
Hal ketiga yang patut dan layak diapresiasi dari kegiatan ujian praktek ini adalah saat pelaksanaan kegiatan ujian prakteknya.
Sebagai mentor jujur kami merasa khawatir, namun dengan melihat kepercayaan diri, kegigihan, ketekunan, dan keyakinan dari anak-anak peserta ujian, rasa khawatir itu hilang seketika.
Wow luar biasa!!! Itu kata-kata pertama yang keluar dari mulut kami para mentor, bagaimana tidak terkejut, saat mereka tampil di ujian sesungguhnya, anak-anak tampil luar biasa, penampilan mereka jauh dari apa yang kami bayangkan, dan para mentor berani mengatakan bahwa penampilan mereka melebihi ekspektasi.
Poin pentingnya bukan di situ, tetapi dari semua rangkaian ujian praktek tersebut ada poin penting yang bisa dijadikan pelajaran, yaitu terlihat dan banyak muncul potensi anak-anak yang selama ini mungkin tidak pernah terlihat.
Anak yang dikelasnya tidak begitu semangat mengikuti pelajaran matematika, ternyata dia bahagia saat bertugas sebagai tim penari. Ada anak yang pendiam sekali, ternyata dia sangat hebat saat bertugas sebagai penyerahan dengan bahasa arab dan penerimaan dengan menggunakan bahasa Inggris.
Ada juga yang dikelasnya keliatan sangat malas, tetapi ketika diberi tugas membuat janur dan hantaran, hasilnya beda tipis dengan hasil yang biasa dilakukan oleh seorang profesional.
Anak-anak yang sangat pendiam, tiba-tiba mengagetkan para guru, karena mampu berperan sebagai aki dan nini dalam mapag penganten.
Begitu juga ada anak yang di kelasnya begitu cuek saat mengikuti pelajaran, namun pada saat ujian praktek, bakat seninya sangat keliatan. Pun siswa yang jarang masuk kelas ternyata mampu bertugas memberikan nasehat pernikahan dengan begitu luar biasa.
Terakhir ada laki-laki dan perempuan hebat yang terlihat punya potensi dan kemampuan yang selama ini tidak pernah terlihat, ada yang bertugas sebagai MC, penghulu, pandai masak (canoli), nyinden, tukang make-up, dan tentunya yang bertugas sebagai pembaca sungkeman.
Dan yang paling terakhir yang kebagian menjadi pasangan suami isteri, yang tentunya membutuhkan mental kuat dan berperan dengan totalitas.
Alhamdulillah, haru banget liat potensi anak-anak yang luar biasa setelah melihat proses ujian proyek akhir tahun mereka.
BalasHapusMudah-mudahan menjadi modal mereka untuk dapat mengenali setiap potensi hebat yang mereka miliki setelah keluar dari madrasah