Nggak ada ketupat di hari lebaran seperti ada yang kurang. Hidangan yang satu ini seperti hidangan wajib yang mesti ada di momen idul fitri atau lebaran.
Hayo kira-kira kenapa harus ketupat di hari lebaran, bukan yang lain. Ada makna apa dibalik lebaran identik dengan yang namanya ketupat. Lalu siapa yang pertama kali mempopulerkan ketupat sebagai makanan khas di hari lebaran?
Ketupat
Dikutip dari laman Wikipedia, Ketupat atau kupat adalah penganan dari bahan dasar beras yang dibungkus dengan anyaman daun kelapa muda (janur), atau ada juga yang menggunakan daun palma.
Ada 2 bentuk utama ketupat yaitu kepal bersudut tujuh (lebih umum) dan jajaran genjang bersudut enam. Masing-masing bentuk memiliki alur anyaman yang berbeda. Untuk membuat ketupat perlu dipilih janur yang berkualitas yaitu yang panjang dan lebar, tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua.
Ketupat di Berbagai Negara
Ternyata hidangan ini berasal dari Indonesia, yang dalam perkembangannya menyebar ke negara lain, seperti; Brunei, Malaysia, Singapura, dan Thailand selatan. Di Filipina juga dijumpai bugnoy yang mirip ketupat namun dengan pola anyaman berbeda.
Baca Juga : 4 Tradisi di Hari Lebaran
Makna Ketupat
Masih dikutip dari laman Wikipedia, kenapa ketupat dijadikan simbol di hari Idul Fitri, karena memiliki makna filosofis. Kupat' berasal dari istilah bahasa Jawa, yaitu ngaku lepat yang berarti 'mengakui kesalahan' atau laku papat (4 perilaku) yang juga melambangkan 4 sisi dari kupat, yaitu lebaran (pintu maaf), luberan (berlimpah), leburan (saling memaafkan), dan laburan (dari kata Labur; putih, yang berarti 'bersih dari dosa-dosa').
4 sisi dari kupat, yaitu lebaran (pintu maaf), luberan (berlimpah), leburan (saling memaafkan), dan laburan (dari kata Labur; putih, yang berarti 'bersih dari dosa-dosa')
Yang Pertama Kali Mempopulerkan
Kupat merupakan simbol perayaan hari raya Islam pada masa pemerintahan Kesultanan Demak pimpinan Raden Fatah awal abad ke-15. Bentuknya yang persegi empat bermakna "kiblat papat lima pancer," sebagai keseimbangan alam yakni 4 arah mata angin yang bertumpu pada satu pusat.
Kupat pertama kali muncul di tanah Jawa, diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga kepada masyarakat Jawa. Sunan Kalijaga menjadikan kupat sebagai budaya dan filosofi Jawa. Kupat umumnya disajikan pada saat Lebaran, dalam perkembangannya, panganan ini menyebar ke berbagai wilayah di Nusantara sebagai hidangan utama saat lebaran.
Itulah makna filosofis kenapa harus ketupat di hari lebaran atau idul fitri, bukan hidangan yang lain. Semoga kita bisa memaknai idul fitri ini dengan menjalankan kehidupan sehari-hari sesuai makna yang terkandung dalam filosofis ketupat.
Saat idul fitri tahun lalu di Jawa Tengah, saya membeli ketupat. Menyenangkan sekali untuk menghadirkan ketupat di hari raya. Meskipun di keluarga saya sudah berhenti menggunakan ketupat dan berganti menjadi lontong untuk menyajikan nasi di hari raya.
BalasHapus